Dear: yang terkasih.
Jika ada kehidupan berikutnya, jangan berpisah terlalu jauh dari aku karena aku takut tidak bisa menemukanmu. Jika ada kehidupan berikutnya, jangan terlalu cepat bersama orang lain, kau harus percaya kita pasti akan ketemu lagi. Jika ada kehidupan berikutnya, kau harus lebih dulu mencintaiku, sehingga kau bisa memaafkan semua kekuranganku. Jika ada kehidupan berikutnya, kau harus menyayangiku sepenuh hati,
menjaga dan peduli padaku, seperti aku menyayangimu dan peduli padamu di
kehidupan sekarang ini.
Dear: Aku
Maafkan aku, karena selalu menyakitimu dengan emosi yang tak
terkendali; maafkan aku, karena selalu ingin menyenangi orang lain
tetapi menyiksa dirimu; maafkan aku, karena suka berpura-pura kuat
padahal hati sedang menangis; maafkan aku, karena masih belum bisa
belajar melupakan dia; maafkan aku, karena dulu sering tidak menghargai
usahamu...
Setelah membaca surat ini, aku tersenyum dan memaafkan diriku.
Hidup Adalah Saat Ini Bukan Kenangan Hari Kemaren Atau Mimpi Hari Esok
Dalam kehidupan kita dari kecil sudah ada
keinginan. Bahkan sejak lahir keinginan itu ada. Seorang bayi yang lapar
dan ingin minum Susu Ibu, maka dia akan menangis kuat, sehingga sang
ibu harus bisa memahami tentang kemauan sang anak.
Tumbuh remaja, berbagai cerita dan pengalaman telah dilewati. Cita-cita
dan harapan timbul begitu saja. Mendapatkan pendidikan yang layak,
mendapatkan pasangan yang ideal, mendapatkan pekerjaan yang nyaman dan
penghasilan yang besar. Cita-cita adalah suatu hal yang belum tentu kita
dapatkan seperti yang kita inginkan.
Setiap manusia memiliki cerita hidup yang berbeda. Ada pengalaman
membahagiakan, masa-masa yang sulit terlupakan di masa lalu. Cerita dan
pengalaman sedih. Masa lalu hanyalah masa lalu yang sepertinya tidak
akan terulang pada saat ini. Masa lalu telah dilewati dengan berbagai
macam cerita, cerita indah ataupun cerita sedih.
Sebatas hal yang dapat dikenang dan dijadikan pelajaran untuk menapaki
masa hidup sekarang dan nanti. Kita tidak dapat kembali pada masa indah
waktu kecil bermain dan merengek, menangis, tertawa, berlari menjadi
kebahagiaan dari orang tua kita.
Kisah indah yang pernah dilalui tidak dapat kita lalui, tapi sangat
mungkin kita dapat menjalani kisah yang lebih indah dan menyenangkan.
Kisah sedihpun tidak dapat terulang, namun tidak menutup kemungkinan
kita dapat mengalami kisah menyedihkan yang lebih mendalam. Semua
kenangan tidak harus menjadikan kita terpuruk dan lupa diri.
Kenyataan yang kita hadapi saat ini. Manis ataupun pahit tidak dapat
kita hindari. Harus kita hadapi dengan besar hati sepahit apapun
kenyataan yang ada di depan kita. Kita hidup saat ini dan detik ini
juga. Seindah apapun kehidupan yang sedang kita jalani, jangan sampai
menjadikan kita lupa diri.
Cita-cita dan impian belum kita gapai saat ini, apakah nanti, esok kita
masih dapat menghirup udara segar, masihkah kita dapat melihat cahaya
mentari pagi esok hari? kita tidak tahu dan tidak dapat memastikan.
Menjalani kehidupan saat ini, detik ini juga untuk merangkai dan
merencanakan cita-cita yang akan diraih, tetap belajar dari pengalaman
hidup yang sudah pernah dilewati. Hari ini harus kita hadapi, jangan
terpuruk kenangan masa lalu, serta terlena dengan mimpi-mimpi yang belum
tentu.
Saya pernah berpikir jika nyawa saya dicabut oleh tuhan apakah saya masih bisa hidup kembali? dan bagaimana perasaan orang-orang yg kenal sama saya ketika saya sudah tidak ada? saya pernah membayangkan jika nyawa saya dicabut atau diambil oleh tuhan, mungkin saya tidak bisa lagi menikmati hidup seperti ini, tidak bisa berkumpul dengan orang tua, adik-adik saya dan teman-teman saya di kampus, jika itu benar-benar terjadi mungkin saya bakal kangen sama semua orang yg kenal saya di bumi. dan saya tidak bisa lagi merasakan masakan ibu saya yg paling enak, mungkin saya bakal merasa kesepian disana, jika itu terjadi apakah saya masih bisa bertemu dengan orang tua dan adik-adik saya dan teman-teman saya di akhirat sana, terkadang saya memikirkan itu hingga air mata saya terjatuh betapa ruginya saya jika saya berpisah dengan kalian. Saya berharap kepada tuhan berikan umur yang panjang kepada saya, kepada orang tua saya , kepada adik-adik saya dan juga kepada teman-teman saya.
Saya disini akan menceritakan pengalaman saya yg sangat menarik dan sangat bahagia bagi saya, saya pernah berlibur ke bali dengan ibu saya, saya kesana menggunakan kendaraan bus, bayangkan ke bali menggunakan bus, seberapa lama perjalanannya, saya menggunakan bus ke bali sekitar 4-5 hari itu dalam perjalanannya. betapa sangat lelahnya saya dan ibu saya, tetapi saya sangat menikmati perjalanan itu dan sangat berkesan sekali pergi ke bali menggunakan bus, di dalam bus saya melihat pemandangan-pemandangan yg sangat indah dan sangat enak untuk dilihat betapa luasnya bumi ini dan betapa indahnya bumi ini sehingga rasa lelah yg ada pada diri saya tidak terasa lagi bagi saya. di setiap perjalanan saya sangat menikmati sekali dan sangat terhibur sekali, setelah itu ketika bus sudah sampai di gilimanuk atau tempat pelabuhan, untuk menyeberang laut menggunakan kapal peri saya merasakan baru pertama kalinya menaiki sebuah kapal laut yg sangat besar dan sangat bagus kemudian pemandangan lautnya yg sangat indah dan sejuk, saya sangat senang sekali bisa berlibur seperti ini, setelah itu saya dan ibu saya beserta rombongan teman-teman ibu saya beristirahat di sebuah hotel, hotelnya sangat mewah sekali saya disana bisa tidur dengan nyenyak atau pulas dan disana makanannya sangat enak sekali dan saya disana juga bisa berenang dengan teman-teman saya, dan keesokan harinya setelah kami beristirahat kami pergi untuk berlibur ke pantai kuta dan kepulau penyu disana juga pemandangannya sangat indah setelah itu kami juga berkunjung ke tanah lot, kemudian beberapa hari kemudian kami bersiap-siap untuk pulang ke jakarta tetapi sebelum kejakarta kami berlibur lagi ke gunung bromo, disana sangat dingin sekali dan pemandangannya juga indah sekali tapi sayang ketika saya berada di gunung bromo saya terjatuh sakit karena saya tidak kuat dengan cuacanya yg sangat dingin sekali, walaupun saya sudah memakai jaket berapa lapispun tetap masih dingin juga. setelah itu kami bersiap-siap untuk pulang. liburan kali ini sangat mempunyai warna dan sangat menyenangkan.
Segitu dulu yah teman, semoga pengalaman kalian tidak kalah indahnya dengan pengalaman saya.
terimaaaaaaaaaaaaaaaaakasihhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh !!!!!!
Saya pernah merasakan sakit, ternyata sakit itu rasanya tidak enak, untuk makan pun rasanya tidak enak sekali dan tidur pun susah. saya mengerti penyakit itu adalah ujian buat kita sendiri seberapa kuat kita untuk menghadapinya, tanpa sakit kita tidak tahu dan tidak akan pernah mengerti bagaimana sangat berharganya sehat buat kita sendiri, saya bersyukur saya bisa menghadapi semua penyakit yg diberikan oleh tuhan kepada saya, dan saya semakin mengerti ketika saya sehat, saya akan menggunakan sebaik-baiknya kesehatan itu karena kesehatan itu sangat berharga buat saya sendiri dan orang lain. tanpa kesehatan mungkin kita tidak akan bisa menjalani seluruh aktivitas kehidupan sehari-hari. Banyak orang ketika ia dalam keadaan sehat ia lupa dan terlalu sibuk dengan kegiatannya sehingga mereka lupa bahwa kita tidak selalu merasakan sehat suatu saat kita akan merasakan sakit.
Dari sakit lah saya mengerti betapa pentingnya kesehatan itu sendiri buat saya, kesehatan itu mahal buat saya, dan saya juga bersyukur sudah sehat kembali seperti semula.
Jangan pernah malu pada pekerjaan orang tua kita, mereka itu hebat dan luar biasa. Apapun yg mereka lakukan, hanya semata untuk anak-anaknya, terkadang, mereka rela untuk tidak membeli baju baru agar anak-anaknya memiliki baju yang baru. Orang tua selalu mendahulukan anak-anaknya, orang tua selalu berkorban demi anak-anaknya tulus dan ikhlas. Kini, ketika mereka tua sudah saatnya kita sebagai anak-anaknya untuk selalu mendahulukan mereka, mereka tidak pernah meminta apa-apa kepada anaknya, tetapi kita sebagai anaknyab sadarlah dan berilah.
Perhatian dan kasih sayang kitalah yg mereka cari, siapa lagi yg akan membahagiakan orang tua, kalau bukan kita sendiri,